Saturday, 4 April 2020

puisi cikgu Ramlan covic 19 5 April 20

Aduhai, teka-teki apakah ini
seluruh dunia menjadi saksi
akan sebuah peperangan tanpa pertempuran
dengan lebih seribu wira kecundang
beribu-ribu lagi terkorban di ranjang
lebih sejuta warga mengemis rawatan
dan beribu juta dinafikan kebebasan
hanya kerana tersedut titisan-titisan pernafasan
dan menyentuh rakan-rakan taulan
dengan salam persaudaraan

sehingga kota-kota metropolis seakan-akan muflis
bangunan-bangunan tinggi seperti pohon-pohon mati
sepi seperti menunggu kekasih pulang
dan malam menjelang

dan pertama kali angin angkuh berundur
dengan matahari seperti akan kembali ke timur
sehingga bayang-bayang memanjang ke barat
meliputi puncak-puncak yang pernah cerah
memakmurkan megah

mungkin tidak akan ada yang sirna
seperti dilanda tsunami atau digegar gempa
tetapi yang pasti segala rahasia terbuka
tentang kemewahan yang sementara
tentang kekuatan tanpa perkasa
tentang kesempurnaan yang fana
tentang keadilan yang haloba
tentang kekuasaan yang hanya adu domba
tentang kedurjanaan dalam lipatan harta

dan kemanusiaan menjadi tebusan
di antara siapa yang patut diselamatkan
dengan yang wajar dibiarkan di katil penghabisan
di antara keselamatan atau tradisi warisan
di antara ketaksuban atau keintelektualan ibadah
di antara keunggulan atau kelangsungan ummah.

No comments:

Post a Comment

Pcr, pesannya

 Pesannya... kau adalah lebih daripada sekadar kau adalah hati-hati yang kau sentuh adalah udara yang kau sedut kopi yang kau seduh dunia ya...