beberapa kali di Mukarramah ini
kuminum sendiri-sendiri secangkir kopi
di meja mimpi
malu mempelawa
semuanya mengejar taburan emas
diwar-warkan setinggi-tingginya
di puncak menara
lalu berpusu-pusu di pintu
biarpun sempit berhimpit
mana peria, mana wanita
memanjat lelah yang lemah
memijak pundak yang rendah
sehingga berterusan menyergah
para perwira kehilangan suara
dengan tenaga lunakan kopi
aku hanya mampu mrencari baki
di celah-celah kaki
di dataran raksaksa berdiri
kurasa begitu bersalah
begitu kalah...
(Cacatan di Masjidil-haram)
No comments:
Post a Comment